Akselerasi Reformasi Birokrasi Berbasis Budaya Lokal Di Indonesia
Abstract
Pendekatan budaya belum banyak digunakan dalam agenda reformasi birokrasi di Indoensia. Padahal, kemajuan beberapa negara seperti Korea Selatan, Jepang, China tidak dipisahkan dari peranan budayanya masing-masing. Dengan kemajemukan budaya Indonesia, akan lebih banyak local wisdom dan local values yang dapat menjadi spirit perubahan kinerja birokrasi. Langkahnya, budaya lokal  diturunkan ke dalam norma, indikator, sistem kerja, serta budaya birokrasi pada masing-masing daerah. Pendekatan budaya lokal setidaknya mendorong dua manfaat yaitu perubahan dalam birokrasi dapat lebih diterima dan yang kedua mendorong birokrasi memiliki karakteristik yang sesuai dengan sosio-kulturalnya. Terlebih dalam konteks otonomi daerah yang memberikan peluang penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan potensi dan karakteristik daerahnya. Proses rumusan budaya lokal dan indikator-indikator turunan pada area reformasi birokrasi harus melibatkan banyak stakeholders. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan budaya lokal dalam reformasi birokrasi diantaranya mind set dan kepemimpinan daerah. Tidak hanya di internal birokrasi, masyarakat juga harus memiliki pemahaman atas nilai-nilai budaya lokal dalam reformasi birokrasi. Harapannya ada akselerasi reformasi birokrasi melalui penerapan budaya lokal yang berbagi peran dengan pendekatan lainnya sehingga 8 area perubahan dalam Grand Design Reformasi Birokrasi dapat direalisasikan
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arditama, E. (2013). Mereformasi Birokrasi dari Perspektif Sosio-Kultural : Inspirasi dari Kota Yogyakarta. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 17(1), 85–100.
Dwiyanto, A. (2021). Teori Administrasi Publik dan Penerapannya Di Indonesia. Sleman: Gadjah Mada University Press.
Habibi, F. (2020). Pemetaan Riset Reformasi Birokrasi Di Indonesia. Jurnal Borneo Administrator, 16(2), 199–230.
Haque, M. S. (1997). Incongruity Between Bureaucracy and Society in Developing Nations: A Critique. Peace & Change, 22(4), 432–462.
Kadir, A. G. (2015). Cultural-Value-Based Bureaucratic Reform in North Halmahera Regency. Bisnis & Birokrasi Journal, 21(2).
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2022a). Komitmen Hingga Pola Pikir Penyebab Belum Optimalnya Reformasi Birokrasi.https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2022b). Reformasi Birokrasi Indonesia Bergerak Ke Arah Yang Menggembirakan. https://menpan.go.id/site/berita-terkini
Muhammad, F. (2008). Reinventing Local Government; Pengalaman Dari Daerah (1st ed.). Jakarta: Elex Media Computindo.
Prasojo, E., & Holidin, D. (2017). Leadership and management development: The Indonesian experience. In Knowledge Creation in Public Administrations: Innovative Government in Southeast Asia and Japan.
Prasojo, E., & Holidin, D. (2018). Chapter 3: Leadership and Public Sector Reform in Indonesia (pp. 53–83).
Prasojo, E., & Kurniawan, T. (2008). Reformasi Birokrasi dan Good Governance: Kasus Best Practices dari Sejumlah Daerah di Indonesia. Symposium A Quarterly Journal In Modern Foreign Literatures, 1–15.
Pratiwi. (2015). Bureaucratic Reform in Indonesia : Innovation , Challenges and Typologies. International Institute of Administrative Science - AGPA, (August 2014), 1–17.
Salman, M., & Nugrahanae, R. (2017). Kebudayaan sebagai Pendorong Pembangunan Nasional. https://www.ksi.indonesia.org/old/in/news/detail
Sedarmayanti. (2013). Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi. dan Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerinyahan yang Baik) (Cetakan Ke). Bandung: PT. Refika Aditama.
Yulianto, Y., Mulyana, N., & Hutagalung, S. S. (2018). Adoption of Local Values for Bureaucratic Reform in Lampung Province. MIMBAR : Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 34(1), 24–32.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
@2017-2024
Jl. Hayam Wuruk No. 34-38 Bandung
Politeknik STIA LAN Bandung
Powered by OJS (Open Jounal Systems)