Model Konseptual Blended Finance Untuk Penguatan UMKM Melalui Akses Terhadap Jasa Keuangan Di Indonesia

Budi Rustandi Kartawinata

Abstract


Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM) memiliki potensi yang besar untuk menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 97%. Dari data ini, UMKM memiliki potensi yang sangat penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Karena selain memiliki jumlah yang besar , UMKM juga menyebar himgga ke pelosok pedesaan. Dari segi kuantitatif, menurut Kementrian Koperasi dan UKM melaporkan bahwa pangsa pasar UMKM di Indonesia pada tahun 2017 memiliki pangsa pasar sekitar 99,999% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia. Usaha mikro di Indonesia dengan askpek permodalan Maksimal 50 Juta Rupiah, dapat menyerap sekitar 107 juta tenaga kerja, sedangkan untuk suaha kecil dapat menyerap sekitar 6 juta tehaga kerja, dan usaha menengah dapat menyerap 3,8 juta tenaga kerja. Revolusi Indunstri 4.0 menambah tantangan bagi para pemangku kepentingan UMKM untuk dapat mengambil sisi positif dari era disrupsi yang terjadi. Seperti yang kita ketahui bahwa untuk sector keuangan sudah mulai dikenal dengan era financial technology yang serba digital, jika dikaitkan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara penguatan UMKM, maka masalah permodalan yang disebabkan karena akses terhadap jasa keuangan yang sulit dapat teratasi, ditambah dengan sebuah konsep pembiayaan yang baru dan bersifat kontemporer yang dinamakan blended finance tentunya akan semakin besar kemungkinan Indonesia dapat mencapai beberapa tujuan yang tercantum dalam SDGs.


Keywords


UMKM; Blended Finance; SDGs

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



@2017-2024
Jl. Hayam Wuruk No. 34-38 Bandung
Politeknik STIA LAN Bandung
Powered by OJS (Open Jounal Systems)