Pembangunan Pendidikan Dengan Meninjau Ketersediaan Sarana Prasarana Serta Tenaga Didik Di Indonesia Timur

Abstract

Artikel ini menganalisis mengenai permasalahan pendidikan yang ada di Provinsi Papua, terutama dalam hal ketersediaan sarana dan prasarana serta tenaga didiknya. Pendidikan adalah salah satu aspek pendukung dalam pembangunan bangsa. Penentu dari sebuah keberhasilan dalam proses pembelajaran selain input dari siswa, juga dapat ditentukan dari aspek guru atau tenaga didik. Melihat dari angka rendahnya akses Pendidikan di Papua yang ditandai dengan semakin tingginya angka putus sekolah yang mencapai 1,83 dari nomor dua di Indonesia dan terjadi pada usia 7-24 tahun di provinsi papua, BPS juga mencatat bahwa 11,89% mengalami putus sekolah. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi pembangunan pendidikan di Papua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan mendasarkan kemudian menjabarkan pandangan yang ada artikel ini pada tulisan para ahli. Hasil dari penelitian ini berupa alternatif yaitu program percepatan pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mencakup antara lain sarana prasarana dengan membangun akses jalan agar tidak ada keterbatasab dalam hal jangkauan lokasi lagi, kekurangan guru dengan memfasilitasi tenaga didik yang ditugaskan dengan fasilitas yang layak agar menjamin keberlangsungan hidupnya selama menjalankan tugas, maupun hal lain yang belum memadai.

This article analyzes the educational problems that exist in Papua Province, especially in terms of the availability of facilities and infrastructure as well as the teaching staff. Education is one of the supporting aspects in nation building. Determinants of a success in the learning process in addition to input from students, can also be determined from the aspect of teachers or students. Looking at the low rate of access to education in Papua, which is marked by the higher dropout rate, which reached 1.83 from number two in Indonesia and occurred at the age of 7-24 years in Papua province, BPS also noted that 11.89% had dropped out of school. The purpose of writing this article is to find out the alternatives that can be done to overcome the development of education in Papua. The method used in this study is a descriptive qualitative method by basing and then describing the views of this article on the writings of experts. The results of this study are alternatives, namely the program to accelerate development and improve the quality of human resources (HR) which include, among others, infrastructure by building access roads so that there are no limitations in terms of location range anymore, teacher shortages by facilitating students who are assigned with facilities that appropriate in order to ensure their survival while carrying out their duties, as well as other things that are not adequate.