KEKERASAN POLA ASUH ANAK DALAM KAJIAN TEORI THE INTEGRATED COGNITIVE ANTISOCIAL POTENTIAL (ICAP)
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana terjadinya kekerasan dan faktor penyebabnya pada anak serta bagaimana cara menanggulanginya dengan menggunakan Desain pada penelitian ini menggunakan Kualitatif deskriptif dan metode pengumpulan dengan indepth interview serta 1 orang key infroman seorang psikolog, 1 orang ustad serta 5 orang ordinary informan yang sedang terlibat masalah dengan orang tuanya. Pengambilan data dilakukan dari tahun 2015- 2018 dari beberapa kota yakni: Bandung, Palembang, Pagar alam, Tebing Tinggi, Lubuk –Linggau, Muara Bungo. Hasil yang didapatkan Teori Integrated Cognitive Anti Social Potencial (ICAP) diciptakan untuk menjelaskan perilaku kriminal yang dilakukan oleh pria dengan status ekonomi dan sosial rendah. Namun dalam perkembangannya kemudian dimodifikasi untuk menjelaskan tindak kekerasan ( violence) yang dilakukan oleh seorang anak disebabkan oleh pola asuh yang salah Selalu berpandangan negative pada lingkungan sekitarnya, seperti rasa tidak aman, khawatir, minder, curiga dengan orang lain, dan merasa orang lain sedang mengkritiknya. Ketidakstabilan emosional, yaitu tidak toleran atau tidak tahan terhadap stress, mudah tersinggung, mudah marah, dan sifat yang tidak dapat diprediksi oleh orang lain dan bahkan dapat menyebabkan kelainan seksual dan kehidupan ekonomi juga mempengaruhi kepribadian anak dalam bertindak. Beberapa cara untuk mengurangi Anti Social Potencial yang terjadi adalah dengan cara: Komunikasi diantara kedua orang tua harus ditingkatkan bila terjadi konflik dan diselesaikan dengan baik dan cari waktu yang tepat dalam menyelesaikannya, lebih kompak dalam hal pengauhan anak agar anak dapat berkembang dengan baik dan menuruti keinginan kedua orang tuanya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Eliasa, E. I. (n.d.). Pentingnya kelekatan orang tua dalam.
Fitriana, Y., Pratiwi, K., & Sutanto, A. V. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Orang Tua Dalam Melakukan Kekerasan Verbal Terhadap Anak Usia Pra-Sekolah. Jurnal Psikologi Undip, 14(1), 81–93. https://doi.org/10.14710/jpu.14.1.81-93
Fleeson, W., Jayawickreme, E., Jones, A. B. A. P., Brown, N. A., Serfass, D. G., Sherman, R. A., … Matyjek-, M. (2017). No {Title}. Journal of Personality and Social Psychology, 1(1), 1188–1197. https://doi.org/10.1111/j.1469-7610.2010.02280.x
Genetika, L. (2015). Pewarisan Sifat yang Ditentukan oleh Alel Ganda.
Ii, B. A. B. (2010). Hubungan Pola Asuh..., Itsna Maftuhatul Hammi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017, 13–53.
Kehidupan, B. S. (2007). Dipresentasikan pada Konferensi Nasional I IPK – HIMPSI : Stress Management dalam Berbagai Setting Kehidupan, Bandung 2-3 Februari 2007, 2006.
Markum, M. E., Putra, I. E., & Primadlhi, A. (2010). Perilaku Memutilasi di Indonesia. Insan, 12(1), 31–32. Retrieved from http://210.57.222.46/index.php/JIMP/article/view/640
Nashori, F. (2011). Meningkatkan Kualitas Hidup dengan Pemaafan. Unisia, 33(75), 214–226.
Paramastri, I., Supriyati, & Priyanto, M. A. (2010). Early Prevention Toward Sexual Abuse on Children. Jurnal Psikologi, 37(1), 1–12. https://doi.org/10.22146/jpsi.7688
Rahmawati, P. A. (2015). Hubungan antara Kepercayaan dan Keterbukaan Diri terhadap Orang Tua dengan Perilaku Memaafkan pada Remaja yang Mengalami Keluarga Broken Home di SMKN 3 & SMKN 5 Samarinda. eJournal Psikologi, 3(1), 395–406.
Soesilo, V. A. (2006). Mencoba Mengerti Kesulitan Untuk Mengampuni : Perjalanan Menuju Penyembuhan Luka Batin Yang Sangat Dalam, 1(April), 115–125.
Suciati, R. (2002). Semakin Tampak Perbuatan-Perbuatan Moralnya Yang Bertanggungjawab .
Susanto, E. S. E. (2012). Revitalisasi Nilai Luhur Tradisi Lokal Madura. KARSA: Jurnal Sosial Dan Budaya Keislaman, 12(2), 96–103. https://doi.org/10.19105/karsa.v12i2.135
Tari, J., & Seni, F. (2014). In illah aku.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
@2017-2024
Jl. Hayam Wuruk No. 34-38 Bandung
Politeknik STIA LAN Bandung
Powered by OJS (Open Jounal Systems)